Sabtu, 13 Agustus 2011

Tersentuh...

Bismillah...
Assalamu'alaykum wr.wb.

Tersentuh... Yes,it is the title of this posting. Mengapa saya memilih judul "tersentuh"? Tak lain dan tak bukan karena saya memang baru saja "tersentuh".
Hehehe.... Pasti banyak yang bertanya-tanya, kalo ngliat judul ini. Tersentuh apa? Oleh siapa? Kenapa bisa tersentuh? Bagian mana yang tersentuh?Bla...bla...bla...
Well, sebelum postingan ini menjadi penuh karena pertanyaan-pertanyaan yang muncul gara-gara judul "tersentuh", baiklah...akan saya ceritakan "tersentuh" ini.
"Tersentuh" disini berkaitan dengan suatu kejadian yang saya alami pada hari eummm....errr.....apa ya,sshh...Aha! Hari Selasa, 9 Agustus 2011 tepatnya pada siang hari kira-kira jam setengah 3 kurang. Sebenernya ini bukan kejadian besar sih, bahkan boleh dibilang bukan sesuatu yang penting. Namun, entah kenapa kejadian kecil ini begitu membekas di benak saya.
Hal ini bermula ketika saya hendak berangkat ke tempat murid-murid saya buat bimbingan privat. Ketika saya sedang mengeluarkan motor dari garasi, saya mendengar sayup-sayup suara seorang wanita penjual keliling, "Bu... bantale,Bu...".Mulanya saya tidak tertarik, karena suara penjual-penjual keliling semacam sudah sering terdengar di lingkungan saya.
Namun, entah kenapa saya tertarik untuk mengetahui sumber suara tersebut...

Dan....
Setelah saya mencarinya....
Masya Alloh... Saya tak kuasa untuk membendung airmata...
Suara tersebut berasal dari seorang wanita tua renta, yang menggendong tumpukan bantal-bantal yang menggunung di pundaknya serta menenteng bantal-bantal lain di kedua belah tangan kurusnya. Seketika itulah airmata saya menetes... Hati saya tersentuh....
Bayangkan, di saat matahari masih bersinar dengan cukup terik, apalagi di bulan puasa seperti ini, ada seorang yang sudah masanya ia berstirahat, berjualan bantal-bantal dengan tanpa mengenal lelah...
Meskipun ia tidak tahu apakah bantal-bantal tersebut laku atau tidak, ia tetap bersemangat meneriakkan, "Bu... Bantale, Bu...". Berulang-ulang ia meneriakkan, namun tak tampak satupun pembeli yang datang kepadanya untuk membeli bantal-bantalnya.
Ingiiiiiin rasanya meringankan beban ibu itu dengan membeli satu buah bantalnya, namun apalah daya, pada saat itu waktu saya untuk berangkat mengajar sudah sangat terbatas, sehingga saya tidak bisa membelinya.
Dalam perjalanan menuju tempat mengajar, airmata saya tak henti-hentinya mengalir, pikiran saya mengawang-awang memikirkan Sang Ibu Penjual Bantal. Bagaimana dagangannya, laku atau tidak? Bagaimana jika tidak laku? Makan apa ibu itu nanti? Apakah ia cukup mempunyai uang untuk membeli makanan berbuka puasa?Bagaimana jika ia tidak bisa membelinya? Bagaimana jika.... Bagaimana jika........
Aaah....saya jadi membayangkan, bagaimana jika ibu tersebut adalah ibu saya. Akankah saya bisa berpikir seperti ini? Ataukah saya hanya menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa? Saya tak tahu, saya tak kuasa membayangkannya...

Bersyukur....
Ya, satu kata di atas agaknya cukup untuk menggambarkan bagaimana seharusnya saya menghadapi segala sesuatu. Saya bersyukur, nasib saya (dari segi materi) sedikit lebih baik dari Sang Ibu Penjual Bantal. Saya jadi teringat, betapa banyak nikmat yang Alloh berikan kepada saya, namun sedikit sekali saya mensyukurinya. Mensyukuri nikmat pemberian Alloh, tidak cukup hanya berkata, "Alhamdulillah...". Namun, lebih dari itu, syukur disini adalah bagaimana saya bisa "membalas" nikmat Alloh tersebut dengan menjadi seperti apa yang Alloh inginkan. Tidak mudah memang, tapi saya selalu berusaha untuk itu. Masalah hasil, saya kembalikan kepada Alloh, hanya Dia Yang Berhak Menentukan, apakah amalan saya diterima atau tidak...

Kepada Sang Ibu Penjual Bantal,
Semoga Alloh senantiasa menyertaimu,...
Semoga setiap langkahmu selalu menjadi keberkahan bagimu...
Ibu... Salam sayang dariku untukmu...

Jazakumullohu khoyron katsir.
Wassalamu'alaykum wr.wb.

Rabu, 10 Agustus 2011

Buka Lapak

Bismillah...
Assalamu'alaykum wr.wb.

Pagi yang cerah di bulan Ramadhan. Semalam saya telah membuat suatu keputusan besar dalam hidup saya. What's that? BERDAGANG! Ya, saya mencoba untuk memulai berdagang. Hanya bermodalkan laptop, koneksi internet di rumah (ortu yg bayar ^^), dan teman. Lhah,modal uangnya mana? NOL RUPIAH! Serius! Oleh karena itu, saya tidak menuliskan "uang", tapi "teman" karena modal saya ya teman itu.

Alhamdulillah saya berkawan dengan seorang distributor busana muslim (dagangan saya nih! ^^), jadi gampang aja prosesnya. Mulanya saya cuma jadi pelanggan setia aja, tapi lama-lama kok saya merasakan aura bisnis yg besar ketika melihat barang-barang jualan. Alhasil, saya bantu menjualkan secara offline ke temen2 deket. Alhamdulillah responnya oke.

Habis itu, karena banyaknya temen FB saya yg pedagang, saya kok jadi ikut2an ngelirik yah?Pertamanya sih ngelirik dagangan2 yang MasyaAlloh cantiknya, trz akhirnya kepikiran bwt mengikuti jejak mereka. Lucunya, karena saking gugupnya bikin usaha online (di FB), tangan saya sampe berkeringat dingin & jantung berdebar lebih kencang saat mengupload foto2.hehe...

Hemmm....sedikit pengalaman di atas kira2 ada yg terinspirasi g yah?moga-moga ada.hehe... Okelah, sementara itu dulu. Oia, jangan lupa kunjungi lapak saya yah, di http://www.facebook.com/mega.hapsari, namanya Rumah Jubah Dzakiyyah. Terima kasih atas kunjungannya.

Jazakumullohu khoyron katsir.
Wassalamu'alaykum wr.wb.